www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?
sumber : http://tidakmenarik.wordpress.com/2009/06/24/syeikh-puji-sempat-tertarik-dengan-mahasiswi-yang-ajak-foto-bareng/
Setelah keluar dari tahanan Polwiltabes Semarang karena kasus pernikahan di bawah umur, Syekh Puji mulai laris diundang menjadi pembicara seminar di kampus-kampus. Sejak Mei hingga sekarang, sudah enam kampus dia datangi.
SETIAP kali datang ke kampus, penampilan pria bernama lengkap H Pujiono Cahyo Widianto itu selalu mempertahankan kekhasannya: berjubah putih dan berkalung tasbih.
Kampus yang sudah dia datangi adalah Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Universitas Stikubank (Unisbank). Ketiganya berada di Semarang. Kampus lain yang juga pernah dia sambangi adalah Universitas Pancasakti (Tegal) dan Universitas Muria (Kudus).
Acara yang diadakan di kampus-kampus itu kebanyakan seminar seputar bisnis. Syekh Puji diundang untuk bercerita tentang keberhasilannya sebagai seorang entrepreneur. “Saya diundang siapa saja pasti datang, tidak peduli kampus di kawasan Kabupaten Semarang maupun di Kota Semarang. Dan, saya tidak menarik bayaran alias gratis… tis… tis….,” kata pengusaha kuningan dan kaligrafi yang juga punya pondok pesantren itu.
Mungkin karena gratis itulah, bisa jadi Syekh Puji lantas laris diundang, selain sosoknya yang dikenal nyentrik.
Akhir Juni ini, bapak dua anak dari istri yang sudah dia ceraikan, Suwati (43), mengaku sudah diorder untuk mengisi seminar di dua kampus di luar Jawa: Jambi dan Makassar. Untuk Juli, dia diundang tiga kampus di Jatim. Yakni, di Malang, Madiun, dan Ponorogo.
”Pokoknya, siapa pun yang mengundang, saya pasti datang. Gampang kok. Kontak saya, lalu tentukan harinya. Apabila bersamaan dengan jadwal bisnis saya, ya saya geser, diajukan atau diundur. Gitu aja,” tambah pria 44 tahun itu.
Pemilik Pondok Pesantren Miftahul Jannah di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, itu menambahkan, mengundang dirinya tidak perlu malalui agen atau manajemen, seperti halnya mengundang kalangan selebriti atau orang-orang kondang pada umumnya. Dia mengaku tidak mengenal cara protokoler seperti itu.
”Cukup telepon saya saja. Atau datang langsung ke pondok. Utarakan maksud kedatangannya dan tentukan jadwalnya. Saya pasti menyanggupinya,” katanya ketika ditemui di kediamannya kemarin.
Dia mengatakan, tujuannya hadir ke beberapa perguruan tinggi bukan semata untuk uang. Dia justru ingin membagi ilmu kepada generasi muda. “Kalau pakai bayar, tentu saya akan terapkan tarif mahal,” ucapnya lantas terkekeh.
Bagi Syekh Puji, diundang untuk menjadi pembicara sangat membanggakan. “Lha wong saya hanya lulusan SLTA. Saya ingin adik-adik mahasiswa semakin bersemangat mengejar mimpi-mimpinya,” ujarnya.
Ketika tampil di Kampus Unisbank Semarang awal Juni lalu, Syekh Puji membeber kiat-kiat suksesnya. “Saudara-saudara mahasiswa harus bisa dan sukses dalam bidang bisnis melebihi saya. Syaratnya harus optimistis, ambisius, dan bisa membaca peluang pasar. Juga jangan putus asa. Jika gagal, coba lagi-coba lagi hingga berhasil. Yang penting harus sabar dan tekun,” beber peraih gelar ”Tokoh Sosial 2006” dari Pemkab Semarang itu.
Kepada para mahasiswa yang menyemut di auditorium Fakultas Ekonomi Unisbank saat itu, Syekh Puji berpesan, jika terjun ke dunia bisnis, jangan takut gagal. Sebab, kegagalan pertama dan kedua merupakan hal biasa. “Anggaplah kegagalan itu sebagai kesuksesan yang tertunda,” katanya santai, disambut tepuk tangan mahasiswa.
Dalam setiap ceramahnya, Syekh Puji sama sekali tidak menyentil masalah pernikahan sirinya dengan Lutviana Ulfa, gadis yang masih berumur 12 tahun itu. Begitu juga para penanya yang hadir dalam seminarnya. Tak ada yang berani menanyakan kasus Syekh Puji tersebut.
Yang juga menarik, dalam setiap penampilannya di kampus, Syekh Puji laris untuk diajak foto bareng mahasiswa. Beberapa mahasiswi secara berkelompok rela antre demi bisa foto bareng suami Ummi Hanni dan Lutviana Ulfa itu.
“Pak Syekh…. Pak Syekh, boleh foto bersama?” pinta seorang mahasiswi yang memburunya. “Oh… bisa, bisa. Ayo, bareng-bareng sebelum saya pulang,” jawab Syekh Puji sembari mengajak para mahasiswa lain foto bersama.
Ditanya tentang antusiasme para mahasiswi yang mengidolakan dirinya, Syekh Puji hanya tersenyum. Namun, tidak tertutup kemungkinan, katanya, hasrat kelaki-lakiannya muncul juga. Dia cukup tertarik dengan satu-dua mahasiswi yang merubungnya ketika itu.
”Saya laki-laki sejati. Ya, ada juga perasaan senang dengan perempuan. Namun, untuk sekarang, khususnya kawin lagi, ya jangan dulu. Nanti bermasalah lagi,” tambahnya. (kum/jpnn)
No comments:
Post a Comment