www.unik77.tk
Jakarta - Sejak pagi masyarakat Jakarta, Bandung dan beberapa wilayah lain di Indonesia menyaksikan Matahari bercincin. Fenomena ini jarang-jarang terjadi.
Namun peneliti utama Astronomi-Astrofisika, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bandung, Dr Thomas Djamaluddin, memastikan peristiwa itu sebagai fenomena biasa.
"Itu disebut halo. Fenomena ini terjadi kalau di awan cirrus ada kristal es. Jadi Bulan atau Matahari akan dikelilingi lingkaran karena ada pembiasan cahaya," kata Thomas kepada detikcom, Kamis (27/9/2007) pukul 12.30 WIB.
Peristiwa itu biasanya terjadi jika awan cirrus berada di ketinggian sekitar 10 km dari Bumi. "Karena ada kristal es itu, maka cahaya Matahari kemudian dibiaskan, membentuk seperti cincin. Ini mirip kejadian pelangi, hanya aja kalau pelangi karena hujan," ujarnya. Thomas meyakinkan, fenomena tersebut merupakan fenomena biasa. "Bukan hal yang luar biasa," katanya.
Namun peneliti utama Astronomi-Astrofisika, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bandung, Dr Thomas Djamaluddin, memastikan peristiwa itu sebagai fenomena biasa.
"Itu disebut halo. Fenomena ini terjadi kalau di awan cirrus ada kristal es. Jadi Bulan atau Matahari akan dikelilingi lingkaran karena ada pembiasan cahaya," kata Thomas kepada detikcom, Kamis (27/9/2007) pukul 12.30 WIB.
Peristiwa itu biasanya terjadi jika awan cirrus berada di ketinggian sekitar 10 km dari Bumi. "Karena ada kristal es itu, maka cahaya Matahari kemudian dibiaskan, membentuk seperti cincin. Ini mirip kejadian pelangi, hanya aja kalau pelangi karena hujan," ujarnya. Thomas meyakinkan, fenomena tersebut merupakan fenomena biasa. "Bukan hal yang luar biasa," katanya.
No comments:
Post a Comment