www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?
sumber :http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?mod=detail_berita.php&id=2132
PADANG, SINGGALANG —Ya Allah, ya Tuhanku! Anak yang tadi pagi berangkat ke sekolah dengan ceria, kini jadi mayat. Tubuhnya disayat dan dipukul lalu dikarungi. Begitu melihat jasad anaknya, Roslaini, ibunda Anggreini Meireski, 13, menjerit pilu, menyayat hati. Banyak yang meneteskan air mata. Ayahnya, PNS di Pesisir Selatan, datang dipapah. Ia tak kuasa menahan tangis.
Gadis manis siswi SMP 1 Padang ini diduga diperkosa, kemudian dianiaya dan dibunuh. Mayatnya dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke Sungai Buluah, Batang Anai, Padang Pariaman.
Hasil otopsi sementara menunjukkan, dada hingga kemaluan anak ini disayat. Tak terbayangkan derita dan jerit korban saat ia disiksa dan diazab.
Anggi, siswa kelas 8 (kelas II) SMP 1 Padang itu kemarin hendak pergi ujian. Tapi ia tak pernah sampai ke sekolah. Ia malah menjadi korban pembunuhan yang terjadi Selasa (16/6) di Parak Rumbio di Korong Kabun, Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, menyayat hati orang-orang yang ada di ruang ICU RSUP M. Djamil Padang.
Betapa tidak, putri bungsunya terbujur kaku tak bernyawa dalam keadaan yang naas. Isak tangis juga terdengar dari kakak, keluarga, guru dan orang-orang yang menyayangi gadis manis jolong gadang itu. Teman-temannya kuyu, takut, pilu dan menangis.
Kisah naas itu berawal, pada Selasa pagi (16/6). Pagi itu hujan deras mengguyur Kota Padang. Saat itulah Anggi berangkat ke sekolahnya di SMPN 1 Padang untuk ujian kenaikan kelas. Ketika itu dia diantar tukang ojek yang merupakan warga sekitar rumahnya.
“Biasanya saya yang mengantarkan Anggi ke sekolah tapi karena tadi hujan (kemarin-red) mama minta tolong tukang ojek saja. Tidak ada firasat sama sekali akan terjadi musibah ini,” kata Roza, kakak Anggi kepada Singgalang, di kediamannya, Komplek Jati Mekar Blok A No. 11, Padang Timur, Selasa (16/6).
Diceritakannya, sebelum diantar tukang ojek, mamanya sempat resah karena kondisi hujan. Takut kalau-kalau Anggi kehujanan. Tapi ketakutan akan basah oleh hujan itu berubah menjadi petaka besar bagi keluarganya.
Kabar tentang kondisi adik bungsunya itu didapat dari pihak sekolah. Sebelumnya pihak sekolah mendapat informasi dari Puskesmas Batang Anai, yang menyatakan siswa SMPN 1 Padang itu ditemukan tidak bernyawa dalam karung di parak rumbio di Korong Kabun, Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Atau tepatnya di dekat SPBU Palapa, Selasa (16/6) sekitar pukul 11.30 WIB.
“Kami menerima kabar dari pihak sekolah yang mengabarkan Anggi tidak masuk ujian. Lalu mama dan papa diminta datang ke sekolah. Di sekolah kami tahu kondisi Anggi,” sebut kakak pertama Anggi.
Di matanya, Anggi merupakan adik yang santun, supel, lincah dan patuh kepada kedua orangtuanya. Tapi nyawa anak perempuan yang beranjak remaja itu berakhir di tangan orang-orang jahanam.
Roza berharap pembunuh adiknya mendapat hukuman setimpal. Karena orang tersebut telah menghabisi nyawa adik kesayangannya. “Saya mewakili keluarga minta maaf kalau adik saya pernah melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak karena manusia tidak luput dari kesalahan,” kata gadis manis itu.
Di RS M. Djamil, Zaldimar, ayah Anggi tak kuasa menerima kenyataan yang dialami putri bungsunya itu. Ia nyaris pingsan ketika sampai di kamar mayat M. Djamil.
Pegawai BPN Pesisir Selatan itu terpaksa digotong beberapa keluarganya ketika menyaksikan mayat anaknya. Di tubuh gadis dengan tinggi badan sekitar 158 cm itu ditemui sayatan di sekitar dada hingga kemaluannya. Dengan temuan itu ada indikasi perkosaan sebelum korban dibunuh.
Di SMPN Padang, polisi yang telah membawa tukang ojek menemukan kartu handphone di dalam dompetnya. Kartu itu dipasangkan ke HP petugas, ternyata kartu HP tersebut milik Anggi yang sebelumnya diuji coba petugas.
Berdasarkan temuan kartu HP Anggi itu, Hari Buana 30, alias Ari, tukang ojek yang mengendarai motor bebek dengan nomor polisi BA 4089 TT itu diamankan polisi.
Hingga berita ini diturunkan, mayat Anggi, masih berada di ruang mayat M. Djamil Padang untuk menjalani visum. Rencananya, Anggi, dikuburkan di pekuburan keluarga di Ganting Padang, hari ini. Sementara kronologis sampainya Anggi dari Padang ke Batang Anai masih dalam penyelidikan.
Dalam karung
Mayat mantan murid SDN 22 Ujung Gurun itu ditemukan pertama kali oleh beberapa warga di sekitar lokasi. Saat itu warga setempat curiga melihat sebuah karung tergeletak di dalam parak tersebut.
Karena takut dan curiga, warga pun segera melaporkannya ke Polsek Batang Anai. “Kita belum dapat menyimpulkan apakah ia sebagai pelakunya atau bukan. Namun untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, kita mengamankannya untuk diperiksa sebagai saksi,” ujar Kapolres Padang Pariaman, AKBP Uden Kusuma Wijaya yang didampingi Kapolsek Batang Anai, Iptu Arsal kepada wartawan di RS. M. Djamil Padang.
Peristiwa penemuan mayat ini sempat mengundang kemacetan arus lalulintas Padang-Bukittinggi. Sebab, ribuan warga dari berbagai daerah, termasuk yang melintas di jalan raya tersebut pada tumpah ruah ke lokasi dan ke Puskesmas Pasar Usang guna melihat kondisi korban.
Sementara itu di Padang, Kepala SMPN 1 Padang, Ahmad Nurben membenarkan siswinya yang bernama Anggreini Meireski memang tidak masuk sekolah pada hari itu. Padahal hari itu siswa/siswi sedang mengikuti ujian naik kelas.
Haji Marwan Bermawi, salah seorang guru korban yang hadir diantara ribuan warga juga menuturkan, korban seyogyanya harus mengikuti ujian naik kelas. Ketika dikonfirmasikan, orangtua korban mengatakan anaknya berangkat ke sekolah.
“Kami semua terkejut ketika menerima telepon dari pihak kepolisian yang mengabarkan Anggreini Meireski ditemukan telah menjadi mayat,” ujar Nurben.
Teman-teman korban pucat. Anak-anak ini, ketakutan dan orangtua mereka berdatangan guna menjemput buah hatinya. Walikota Padang Fauzi Bahar menyebut nama Tuhan berkali-kali ketika diberitahu soal pemerkosaan itu.
Ia meminta warga kota untuk memantau terus keberadaan anak gadisnya masing-masing. Kota ini, bisa jadi tak aman lagi untuk anak-anak.110/106/107/213/dam
No comments:
Post a Comment