www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?
sumber : http://gambarunik.blogspot.com/2009/04/pemilu-di-india.html
Pemilu legislatif dimulai di India, Kamis (16/04). Lebih dari 700 juta dari 1,1 miliar penduduk diserukan untuk memberikan suara. Pemungutan suara dilakukan dalam lima hari, sampai 13 Mei. Hasilnya diumumkan 16 Mei.
Kemungkinan hasil penghitungan suara membentang lebar. Sekali ini, pemilu legislatif sepi dari ramalan para pengamat.
Satu hal yang dipastikan, jika menang, Sonia Gandhi, ketua partai Kongress yang memerintah India saat ini, akan tetap mempercayakan urusan pemerintahan ke tangan Manmohan Singh. Sementara Sonia akan tetap menjadi perempuan paling berkuasa di India, dari balik layar.
Tanpa klan Gandhi-Nehru, yang menentukan politik India sejak kemerdekaan, peluang-peluang partai politik sangatlah suram, kata pakar politik Narasimha Rao. Iamenambahkan, "Rakyat India sangat memuja keluarga ini. Terhadap dinasti tersebut mereka menaruh rasa percaya."
Putra Sonia, Rahul, adalah putra mahkota partai Kongress. Ia mewakili generasi kelima klan Gandhi-Nehru. Saat kampanye, Partai Kongress mengedepankan keberhasilannya dalam politik ekonomi dan sosial. Angka pertumbuhan stabil sampai 9%, majunya sektor industri, pendekatan terhadap AS dan upaya dialog dengan Pakistan.
Sementara penantangnya, Partai Rakyat India BJP, menunjuk bermacam masalah dalam pelaksanaan program bantuan dan mengecam kegagalan pemerintah di bidang keamanan dalam negeri dan penumpasan teror. Setelah serangan teror di Mumbai, orang nomor satu partai BJP, LK Advani mendorong antipati terhadap Pakistan, dimana serangan teror direncanakan. Retorika seperti ini mendapat sambutan baik di India.
Tapi, tak satupun dari kedua partai terbesar ini diramalkan menjadi pemenang absolut dalam pemilu yang tengah berlangsung. Kebuntuan antara Partai Kongress dan BJP justru dapat dimanfaatkan pihak ketiga dari partai-partai komunis dan regional. Dengan Mayawati sebagai ikon, PM tanpa kasta tapi berkuasa dari negara bagian Uttar Pradesh, partai-partai itu bisa menarik keuntungan dari massa yang tak diperhitungkan.
Dan keikutsertaan massa seperti ini dalam pemilu biasanya lebih kuat daripada kelas menengah yang berada, kata pakar politik Narasimha Rao. "Partisipasi dan hasrat akan perubahan jauh lebih besar di kalangan rakyat berpenghasilan rendah."
Akan tetapi, korupsi, nepotisme, ketidakmampuan pejabat pemerintah dan aparat keamanan juga menggerakkan kelas menengah untuk lebih aktif dalam pemilu kali ini. Saat suara dihitung pertengahan Mei mendatang dan perolehan kursi di parlemen diumumkan, dimulailah tawar-menawar menyangkut pemerintahan India yang akan datang.
Sabina Matthay/Renata Permadi.
Kemungkinan hasil penghitungan suara membentang lebar. Sekali ini, pemilu legislatif sepi dari ramalan para pengamat.
Satu hal yang dipastikan, jika menang, Sonia Gandhi, ketua partai Kongress yang memerintah India saat ini, akan tetap mempercayakan urusan pemerintahan ke tangan Manmohan Singh. Sementara Sonia akan tetap menjadi perempuan paling berkuasa di India, dari balik layar.
Tanpa klan Gandhi-Nehru, yang menentukan politik India sejak kemerdekaan, peluang-peluang partai politik sangatlah suram, kata pakar politik Narasimha Rao. Iamenambahkan, "Rakyat India sangat memuja keluarga ini. Terhadap dinasti tersebut mereka menaruh rasa percaya."
Putra Sonia, Rahul, adalah putra mahkota partai Kongress. Ia mewakili generasi kelima klan Gandhi-Nehru. Saat kampanye, Partai Kongress mengedepankan keberhasilannya dalam politik ekonomi dan sosial. Angka pertumbuhan stabil sampai 9%, majunya sektor industri, pendekatan terhadap AS dan upaya dialog dengan Pakistan.
Sementara penantangnya, Partai Rakyat India BJP, menunjuk bermacam masalah dalam pelaksanaan program bantuan dan mengecam kegagalan pemerintah di bidang keamanan dalam negeri dan penumpasan teror. Setelah serangan teror di Mumbai, orang nomor satu partai BJP, LK Advani mendorong antipati terhadap Pakistan, dimana serangan teror direncanakan. Retorika seperti ini mendapat sambutan baik di India.
Tapi, tak satupun dari kedua partai terbesar ini diramalkan menjadi pemenang absolut dalam pemilu yang tengah berlangsung. Kebuntuan antara Partai Kongress dan BJP justru dapat dimanfaatkan pihak ketiga dari partai-partai komunis dan regional. Dengan Mayawati sebagai ikon, PM tanpa kasta tapi berkuasa dari negara bagian Uttar Pradesh, partai-partai itu bisa menarik keuntungan dari massa yang tak diperhitungkan.
Dan keikutsertaan massa seperti ini dalam pemilu biasanya lebih kuat daripada kelas menengah yang berada, kata pakar politik Narasimha Rao. "Partisipasi dan hasrat akan perubahan jauh lebih besar di kalangan rakyat berpenghasilan rendah."
Akan tetapi, korupsi, nepotisme, ketidakmampuan pejabat pemerintah dan aparat keamanan juga menggerakkan kelas menengah untuk lebih aktif dalam pemilu kali ini. Saat suara dihitung pertengahan Mei mendatang dan perolehan kursi di parlemen diumumkan, dimulailah tawar-menawar menyangkut pemerintahan India yang akan datang.
Sabina Matthay/Renata Permadi.
No comments:
Post a Comment