www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?
sumber : http://www.erabaru.or.id/200904212049/kayu-berkelas-huang-hua-li.html
Corak kayu Huang Hua Li
Baru-baru ini mendengar pembicaraan pakar barang antik dari daratan Tiongkok mengenai kayu tersohor Huang Hua Li (Nama lain: Scented rosewood / D.hainanensis) dari pulau HaiNan nyaris punah, sedangkan bahan baku baru belum bisa mencukupi kebutuhan pasar.
Di sebuah pameran museum, seperangkat perabot terbuat dari bahan Huang Hua Li - Hai Nan ternyata telah laku dengan harga selangit yakni: 68 juta ren min bi (RMB), setara dengan jumlah harga total dari sebuah Rolls Royce, sebuah Lamborghini, sebuah Ferrari dan 2 buah pesawat pribadi yang ada di dalam pameran tersebut.
Harga bahan baku baru Huang Hua Li – Hai Nan sudah melonjak hingga sekitar 10.000 RMB/kg. Belakangan ini sebuah perusahaan Kayu Merah/Rose Wood di Beijing di gedung pameran Kayu Merah memajang 1 kotak penuh berisi emas batangan, tujuannya ialah untuk mengoleksi Huang Hua Li – Hai Nan, asalkan itu adalah Huang Hua Li – Hai Nan, tak peduli besar atau kecil bisa langsung ditukar dengan emas, kurs penukarannya ialah: 1 kg Huang Hua Li ditukar dengan 40 gram emas. ( Jika 1RMB = Rp. 1.461,-)
Maka benda apakah Huang Hua Li itu? Kenapa begitu mahal? Huang Hua Li adalah salah satu jenis kayu termahal di dunia, disebut juga “Jiang Xiang Mu”. Kayu tersebut terutama tumbuh di antara gunung dan bukit di wilayah pulau Hai Nan tengah dan barat, karakter kayunya kokoh dan keras, berserat halus, polanya indah, merupakan salah satu bahan baku terbaik bagi pembuat furnitur. Dalam pembuatan perabot Huang Hua Li, tukang kayu kebanyakan menggunakan teknik tradisional, tidak ditambahi dekorasi ukiran, agar menonjolkan keindahan alami dari tekstur kayunya, terkesan: Sederhana tapi elegan, lembut namun berselera tinggi.
Banyak orang mengira perabot Huang Hua Li terbaik pasti diproduksi sewaktu dinasti Ming, tapi kenyataannya bukanlah demikian. Meskipun Huang Hua Li sudah dipergunakan pada zaman Ming, zaman emas produksi perabot Huang Hua Li adalah akhir dinasti Ming dan awal dinasti Qing hingga kekaisaran Qian Long selama 100 tahun lebih.
Pada masa sesudah Jia Qing nyaris tidak diproduksi lagi. Penyebabnya ialah pada masa akhir dinasti Ming, yakni masa kaisar Jia Jing dan Wan Li, perabotan istana rata-rata mengutamakan di-finish dengan cat, perabot Huang Hua Li bukan yang utama. Sedangkan perabot Huang Hua Li sesudah diawali oleh istana Qing, baru masuk ke masyarakat, ini membutuhkan waktu.
Keunikan perabot Huang Hua Li zaman Ming dan awal Qing terletak pada karakternya yang: “Berkelas, ringkas, anggun”. Bentuk dan lay out perabot yang selaras dengan gedungnya, keteraturan fungsi primer dan sekunder, sangat harmonis, pengguna selain merasakan nyaman, tenteram, dalam mengisi ruang ia juga efektif dan luar biasa "magis" dalam mempercantik lingkungan dan mengisi kekosongan.
Keanggun di zaman Ming dan awal Qing diwujudkan pada perabot Huang Hua Li dengan ringkas, dekor sederhana, warna segar alami, luxus, kental dengan suasana “Kepustakaan”.
Kaum intelektual zaman Ming mengagungkan keanggunan, pejabat tinggi dan para hartawanpun mengikuti trend tersebut. Oleh karena pada zaman Ming banyak dari para intelektual dan pelukis langsung ikut-serta dalam perancangan dan pembuatan perabot, para perajin perabot juga menyesuaikan minat keanggunan tersebut, maka telah terbentuk keunggulan perabot gaya Ming yang ”Anggun”.
Perabotan Huang Hua Li dinasti Ming dan awal Qing juga sering menggunakan bahan asesoris metal untuk memperkuat konstruksi dan daya gunanya. Oleh karena asesoris metal tersebut kebanyakan memiliki bentuk keunikan seninya masing-masing, maka itu ditambah lagi dengan semacam teknik dekorasi yang unik, selain berefek lebih memperkokoh, sekaligus membuat perabot bertambah warna kecemerlangannya.
Untuk membedakan asli-palsunya kayu Huang Hua Li, menggunakan mata telanjang terutama ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
(1) Kualitas keras, terdapat tekstur berbentuk serat gandum, tekstur sumpit kepiting, bentuk tekstur jelas dan cantik yang muncul dan tenggelam silih berganti, mengesankan dan banyak perubahan;
(2) Terdapat “Wajah setan”. “Wajah setan” adalah bekas luka yang dialami pepohonan di dalam proses pertumbuhannya, bekas luka Huang Hua Li tidak sama dengan pepohonan pada umumnya, tak beraturan, maka dari itu orang memanggilnya “Wajah setan”, namun tidak semua Huang Hua Li mempunyai “Wajah setan”.
Dari zaman akhir dinasti Qing sampai dengan awal abad ke-20, oleh karena pasokan material kayu Huang Hua Li terputus, maka muncul Cao Hua Li di pasaran, ia di jajaran kayu keras termasuk tingkat yang paling rendah, berkarakter kasar, bermata-kayu terlalu besar, condong berwarna tanah kekuning-kuningan dan tak bercahaya.
Dewasa ini Huang Hua Li baru yang beredar di market kebanyakan diproduksi di Laos dan Vietnam dengan menggunakan semacam bahan kayu yang disebut “Huang Hua Li - Vietnam”. Oleh karena geografi Vietnam berdekatan dengan pulau Hai Nan, juga pada dasarnya terletak pada garis meridian yang sama, maka dari itu “Huang Hua Li - Vietnam” dan “Huang Hua Li – Hai Nan” sangat dekat, terutama bahan kayu yang dihasilkan dari Vietnam Timur dan tempat yang berseberangan dengan pulau Hai Nan, akan tetapi berserat kasar, tidak terlalu keras, selain itu warnanyapun juga tak bisa melawan Huang Hua Li – Hai Nan yang berwarna cemerlang, harap calon pembeli berhati-hati. (erabaru.or.id)
Di sebuah pameran museum, seperangkat perabot terbuat dari bahan Huang Hua Li - Hai Nan ternyata telah laku dengan harga selangit yakni: 68 juta ren min bi (RMB), setara dengan jumlah harga total dari sebuah Rolls Royce, sebuah Lamborghini, sebuah Ferrari dan 2 buah pesawat pribadi yang ada di dalam pameran tersebut.
Harga bahan baku baru Huang Hua Li – Hai Nan sudah melonjak hingga sekitar 10.000 RMB/kg. Belakangan ini sebuah perusahaan Kayu Merah/Rose Wood di Beijing di gedung pameran Kayu Merah memajang 1 kotak penuh berisi emas batangan, tujuannya ialah untuk mengoleksi Huang Hua Li – Hai Nan, asalkan itu adalah Huang Hua Li – Hai Nan, tak peduli besar atau kecil bisa langsung ditukar dengan emas, kurs penukarannya ialah: 1 kg Huang Hua Li ditukar dengan 40 gram emas. ( Jika 1RMB = Rp. 1.461,-)
Maka benda apakah Huang Hua Li itu? Kenapa begitu mahal? Huang Hua Li adalah salah satu jenis kayu termahal di dunia, disebut juga “Jiang Xiang Mu”. Kayu tersebut terutama tumbuh di antara gunung dan bukit di wilayah pulau Hai Nan tengah dan barat, karakter kayunya kokoh dan keras, berserat halus, polanya indah, merupakan salah satu bahan baku terbaik bagi pembuat furnitur. Dalam pembuatan perabot Huang Hua Li, tukang kayu kebanyakan menggunakan teknik tradisional, tidak ditambahi dekorasi ukiran, agar menonjolkan keindahan alami dari tekstur kayunya, terkesan: Sederhana tapi elegan, lembut namun berselera tinggi.
Banyak orang mengira perabot Huang Hua Li terbaik pasti diproduksi sewaktu dinasti Ming, tapi kenyataannya bukanlah demikian. Meskipun Huang Hua Li sudah dipergunakan pada zaman Ming, zaman emas produksi perabot Huang Hua Li adalah akhir dinasti Ming dan awal dinasti Qing hingga kekaisaran Qian Long selama 100 tahun lebih.
Pada masa sesudah Jia Qing nyaris tidak diproduksi lagi. Penyebabnya ialah pada masa akhir dinasti Ming, yakni masa kaisar Jia Jing dan Wan Li, perabotan istana rata-rata mengutamakan di-finish dengan cat, perabot Huang Hua Li bukan yang utama. Sedangkan perabot Huang Hua Li sesudah diawali oleh istana Qing, baru masuk ke masyarakat, ini membutuhkan waktu.
Keunikan perabot Huang Hua Li zaman Ming dan awal Qing terletak pada karakternya yang: “Berkelas, ringkas, anggun”. Bentuk dan lay out perabot yang selaras dengan gedungnya, keteraturan fungsi primer dan sekunder, sangat harmonis, pengguna selain merasakan nyaman, tenteram, dalam mengisi ruang ia juga efektif dan luar biasa "magis" dalam mempercantik lingkungan dan mengisi kekosongan.
Keanggun di zaman Ming dan awal Qing diwujudkan pada perabot Huang Hua Li dengan ringkas, dekor sederhana, warna segar alami, luxus, kental dengan suasana “Kepustakaan”.
Kaum intelektual zaman Ming mengagungkan keanggunan, pejabat tinggi dan para hartawanpun mengikuti trend tersebut. Oleh karena pada zaman Ming banyak dari para intelektual dan pelukis langsung ikut-serta dalam perancangan dan pembuatan perabot, para perajin perabot juga menyesuaikan minat keanggunan tersebut, maka telah terbentuk keunggulan perabot gaya Ming yang ”Anggun”.
Perabotan Huang Hua Li dinasti Ming dan awal Qing juga sering menggunakan bahan asesoris metal untuk memperkuat konstruksi dan daya gunanya. Oleh karena asesoris metal tersebut kebanyakan memiliki bentuk keunikan seninya masing-masing, maka itu ditambah lagi dengan semacam teknik dekorasi yang unik, selain berefek lebih memperkokoh, sekaligus membuat perabot bertambah warna kecemerlangannya.
Untuk membedakan asli-palsunya kayu Huang Hua Li, menggunakan mata telanjang terutama ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
(1) Kualitas keras, terdapat tekstur berbentuk serat gandum, tekstur sumpit kepiting, bentuk tekstur jelas dan cantik yang muncul dan tenggelam silih berganti, mengesankan dan banyak perubahan;
(2) Terdapat “Wajah setan”. “Wajah setan” adalah bekas luka yang dialami pepohonan di dalam proses pertumbuhannya, bekas luka Huang Hua Li tidak sama dengan pepohonan pada umumnya, tak beraturan, maka dari itu orang memanggilnya “Wajah setan”, namun tidak semua Huang Hua Li mempunyai “Wajah setan”.
Dari zaman akhir dinasti Qing sampai dengan awal abad ke-20, oleh karena pasokan material kayu Huang Hua Li terputus, maka muncul Cao Hua Li di pasaran, ia di jajaran kayu keras termasuk tingkat yang paling rendah, berkarakter kasar, bermata-kayu terlalu besar, condong berwarna tanah kekuning-kuningan dan tak bercahaya.
Dewasa ini Huang Hua Li baru yang beredar di market kebanyakan diproduksi di Laos dan Vietnam dengan menggunakan semacam bahan kayu yang disebut “Huang Hua Li - Vietnam”. Oleh karena geografi Vietnam berdekatan dengan pulau Hai Nan, juga pada dasarnya terletak pada garis meridian yang sama, maka dari itu “Huang Hua Li - Vietnam” dan “Huang Hua Li – Hai Nan” sangat dekat, terutama bahan kayu yang dihasilkan dari Vietnam Timur dan tempat yang berseberangan dengan pulau Hai Nan, akan tetapi berserat kasar, tidak terlalu keras, selain itu warnanyapun juga tak bisa melawan Huang Hua Li – Hai Nan yang berwarna cemerlang, harap calon pembeli berhati-hati. (erabaru.or.id)
No comments:
Post a Comment