www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?
sumber :http://sesama.vivanews.com/news/read/47206-berkaki_gentong__yudi_minta_diamputasi
VIVAnews - "IRI aku sama Michael Ballack," kata Yudi Hartanto (17) sambil terus menatap tajam setiap gerak pemain pesepak bola dunia asal Jerman yang kini bermain untuk klub Chelsea itu.
Mendengar itu, Aan Aminah, ibu kandung Yudi hanya bisa mengusap dada sembari menyuapinya makan. "Tak perlu iri, nak, kamu bisa kok seperti itu," Aminah berupaya membesarkan hati putranya.
Hati Aminah sendiri sebetulnya teriris-iris melihat perkembangan anaknya yang begitu memprihatinkan. Ia tahu Yudi tak mungkin menggiring bola seperti Ballack. Jangankan berlari, berjalan pun dia kini tak kuasa lagi. Yudi kini menghabiskan hidupnya di tempat tidur. Ia lumpuh diserang penyakit aneh di kakinya.
Suatu hari, usai bermain bola, sebuah benjolan kecil tiba-tiba muncul di kaki remaja yang tinggal di Kampung Cibodas, RT 27/RW 07, Desa Kalijati Timur, Kecamatan Kalijati, Subang ini. Alih-alih kempis, benjolan itu kian lama kian membesar. Tumbuh terus bak tumor ganas, gumpalan daging itu menggelayut sebesar gentong di kaki Yudi.
“Awalnya, anak ini hanya pegal-pegal, tapi setahun terakhir semakin membesar,” kata Aminah.
Yudi saat itu baru masuk SMK al-Mufti Purwadadi. Sulit berjalan, ia memutuskan untuk berhenti dari sekolah. “Jangankan untuk berjalan jauh, beberapa meter saja saya sudah kesulitan," kata Yudi. "Sekitar delapan bulan lalu saya sudah mulai tidak bisa berjalan.”
Keluarga Yudi pernah membawanya berobat ke sebuah rumah sakit di Solo. "Setelah di-rontgen, dokter bilang tulang kaki saya patah dan harus diamputasi," ia mengenang, "Karena takut diamputasi, jadi membesar begini." Oleh dokter tulang, kata Aminah, Yudi didiagnosis mengalami retak pada tulang kaki di atas lutut.
Kondisi kaki Yudi kini makin parah. Tiga bulan terakhir, di benjolan kakinya mulai terdapat bintik-bintik busuk bernanah. "Kadang-kadang saya malu sama keluarga karena mereka harus menahan nafas karena bau dari nanah kaki saya,” kata Yudi, sembari berkaca-kaca.
Sejak Januari 2009, ranjang menjadi satu-satunya tempat remaja ini menghabiskan hidup. Untuk pergi ke kamar mandi, ia bahkan harus digotong bersama ranjangnya. Soalnya, jangankan digendong, tersentuh sedikit saja kakinya terasa nyeri. "Jadi, kemana-kemana saya diangkat di atas ranjang ini,” kata anak sulung dari pasangan Aan Aminah dan Edi Suharno (alm) itu.
Merasa terlalu lama membebani keluarganya, Yudi sampai berharap supaya segera diamputasi. Tapi, harapan yang memilukan ini pun lagi-lagi terhadang biaya. Aminah terlalu miskin untuk dapat memotong kaki anaknya. "Barang di rumah pun sudah tak ada lagi untuk dijual," Aan terisak.
"Ya bagamana lagi, mungkin sudah takdir saya," kata Yudi dengan nada pasrah, "Kalau ada yang bersedia membiayai saya siap diamputasi."
Meski tak tega, Aminah ingin sekali anaknya cepat diamputasi. Jika rasa perih di kakinya kambuh, Yudi diserang demam tinggi. "Kalau sudah seperti itu, saya cuma bisa menangis," kata Aminah.
Laporan: Inin Nastain | Subang
Bagi Anda yang ingin membantu dan membutuhkan informasi, silakan mengirim email ke amril.78@vivanews.com
No comments:
Post a Comment