www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1115882
Thailand mengalami aksi kekerasan politik terburuk dalam kurun waktu lebih dari 16 tahun saat polisi terlibat bentrokan dengan demonstran yang mengepung gedung parlemen di Bangkok untuk menuntut perubahan sistem demokrasi di negara tersebut. Satu wanita tewas dan lebih dari 400 orang cidera dalam aksi ribuan demonstran yang mengepung gedung parlemen di Thailand.
Aksi kekerasan yang berlangsung Selasa (7/10) kemarin sehingga menyisakan jejak tumpahan darah di ibukota Bangkok ini merupakan terburuk sejak 1992 saat tentara Thailand membunuh puluhan demonstran prodemokrasi yang berupaya menggulingkan pemerintah dukungan militer. Demonstran yang menamakan diri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi, mencakup aktivis serikat kerja hingga golongan menengah ke atas merasa tertekan dengan ancaman perubahan sosial serta politik, termasuk globalisasi. Aliansi Rakyat untuk Demokrasi mengklaim sistem pemilu di Thailand rawan terhadap pembelian suara.
Demonstran menggunakan batangan besi, batu, petasan, serta botol untuk menyerang polisi yang memagari gedung parlemen. Seperti ditayangkan oleh jaringan televisi Thailand NBT, sebuah truk pickup ditabrakkan ke barisan polisi di sebuah sisi jalan.
Demonstran membakar sejumlah mobil, truk serta van yang diparkir. Bentrokan antara polisi dan demonstran mengakibatkan 410 orang cidera, 66 diantaranya mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Seorang perempuan (20) yang terjebak dalam aksi kerusuhan itu meninggal dunia dengan kondisi cidera parah. Beberapa orang kehilangan kaki akibat kerusuhan yang berubah menjadi brutal itu.
Demonstran menuduh polisi membubarkan amukan massa dengan bom. Namun, pemerintah Thailand membantah tudingan tersebut.
Tentara Thailand telah dikerahkan ke jalan-jalan di ibukota Bangkok pada saat sebagian besar demonstran akhirnya meninggalkan wilayah sekitar gedung parlemen dan kembali berkumpul di kantor perdana menteri, yang sempat ditempati sejak 26 Agustus lalu. Aksi kekerasan telah menambah ketidakmenentuan politik yang terjadi sejak awal 2006 saat sebagian besar demonstran menyebut Thaksin Shinawatra, konglomerat yang akhirnya meletakkan jabatan perdana menteri karena terlilit dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Sekutu politik Thaksin dipulihkan kekuasaannya lewat pemilihan umum tahun 2007 yang menambah perpecahan antara pendukung mayoritas madani dan lawan politik yang berbasis pada unsur masyarakat urban sehingga menghambat jalannya pemerintahan. Masalah ini berlanjut saat Somchai Wongsawat, saudara tiri Thaksin dipilih sebagai perdana menteri baru Thailand.
Aksi kekerasan yang berlangsung Selasa (7/10) kemarin sehingga menyisakan jejak tumpahan darah di ibukota Bangkok ini merupakan terburuk sejak 1992 saat tentara Thailand membunuh puluhan demonstran prodemokrasi yang berupaya menggulingkan pemerintah dukungan militer. Demonstran yang menamakan diri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi, mencakup aktivis serikat kerja hingga golongan menengah ke atas merasa tertekan dengan ancaman perubahan sosial serta politik, termasuk globalisasi. Aliansi Rakyat untuk Demokrasi mengklaim sistem pemilu di Thailand rawan terhadap pembelian suara.
Demonstran menggunakan batangan besi, batu, petasan, serta botol untuk menyerang polisi yang memagari gedung parlemen. Seperti ditayangkan oleh jaringan televisi Thailand NBT, sebuah truk pickup ditabrakkan ke barisan polisi di sebuah sisi jalan.
Demonstran membakar sejumlah mobil, truk serta van yang diparkir. Bentrokan antara polisi dan demonstran mengakibatkan 410 orang cidera, 66 diantaranya mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Seorang perempuan (20) yang terjebak dalam aksi kerusuhan itu meninggal dunia dengan kondisi cidera parah. Beberapa orang kehilangan kaki akibat kerusuhan yang berubah menjadi brutal itu.
Demonstran menuduh polisi membubarkan amukan massa dengan bom. Namun, pemerintah Thailand membantah tudingan tersebut.
Tentara Thailand telah dikerahkan ke jalan-jalan di ibukota Bangkok pada saat sebagian besar demonstran akhirnya meninggalkan wilayah sekitar gedung parlemen dan kembali berkumpul di kantor perdana menteri, yang sempat ditempati sejak 26 Agustus lalu. Aksi kekerasan telah menambah ketidakmenentuan politik yang terjadi sejak awal 2006 saat sebagian besar demonstran menyebut Thaksin Shinawatra, konglomerat yang akhirnya meletakkan jabatan perdana menteri karena terlilit dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Sekutu politik Thaksin dipulihkan kekuasaannya lewat pemilihan umum tahun 2007 yang menambah perpecahan antara pendukung mayoritas madani dan lawan politik yang berbasis pada unsur masyarakat urban sehingga menghambat jalannya pemerintahan. Masalah ini berlanjut saat Somchai Wongsawat, saudara tiri Thaksin dipilih sebagai perdana menteri baru Thailand.
Kekerasan Selalu Menghasilkan Kehancuran...
Piss yo.....
Piss yo.....
No comments:
Post a Comment