www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?

sumber : http://erabaru.or.id/200905271868/pengalaman-menjelang-ajal-seorang-psikolog.html
Seorang psikolog terkenal dunia, Doktor Carl Jung mengalami peristiwa aneh saat tak sadarkan diri akibat terserang penyakit jantung. Ia bisa melihat pemandangan dunia yang utuh. Ia merasa tubuh fisiknya bagaikan penjara.
Doktor Carl Jung adalah seorang psikiatri terkenal dunia pada tahun 1944. Di sebuah rumah sakit di Swiss, ia penderita penyakit jantung yang telah mengalami sekali menjelang ajal (koma). Pengalamannya saat mendekati kematian itu telah dituang dalam karya buku terkenalnya tentang ingatan, alam mimpi, dan pemantulan gambar. Berikut adalah pengalaman Doktor Carl Jung.
Saya merasakan diri ini telah naik ke ruang yang sangat tinggi. Di bawahnya di tempat yang sangat jauh, saya melihat bumi terbenam pada sebuah cahaya biru berkilauan. Saya melihat samudera biru dan daratan, jauh di bawah kakiku adalah Srilan (sebutan lama negara Srilanka). Di tempat yang jauh di depan mataku adalah anak benua India. Seluruh pandangan mataku tidak termasuk segenap isi bumi, namun bentuk bundar buminya tetap jelas dapat dibedakan menembus cahaya biru itu, bentuk bumi berkilauan cahaya perak.
Di berbagai tempat, bumi seperti diberi warna, atau dihiasi warna hijau tua seperti telah dioksidasi serupa dengan warna perak. Di sebelah kiri adalah gurun pasir Arabia yang luas berwarna kuning tua. Daerah belakang adalah Laut Merah, seperti yang ada dalam peta sebelah kiri atas laut tampak samar berkabut, saya melihat pegunungan Himalaya tertutup salju, ia juga diselimuti kabut. Belakangan saya mengetahui kalau ingin jelas melihat pemandangan bumi, maka saya harus menjauh dari permukaan bumi sekitar 1.000 mil.
Setelah merenung sejenak, saya membalikkan tubuh, sepertinya saat ini saya berputar ke arah selatan bumi, dari jauh saya melihat batu besar berwarna hitam gelap, sama seperti meteor jatuh, sebesar rumah saya. Dia mengambang di angkasa, saya sendiri juga mengambang di angkasa.
Saya pernah melihat batu yang sama di teluk Benggala, ada beberapa diukir tembus dan dijadikan kuil. Yang saya lihat memang batu seperti itu. Di sebelah kanan jalan masuk serambi, saya melihat seorang suku India berkulit hitam sedang khusyuk duduk di atas bangku batu dan bersemedi. Dia mengenakan jubah panjang berwarna putih. Saya menyadari bahwa dia mengetahui kehadiran saya. Setelah naik dua tingkat undakan (tangga rumah) lalu masuk ke serambi. Sebelah kiri dalam serambi adalah jalan masuk kuil tersebut. Diterangi lampu tempel berbentuk piring yang tak terhitung banyaknya, saat saya masuk dan menapaki undakan batu tersebut, terjadilah sebuah hal yang aneh:
Saya merasakan segala benda duniawi bagai terlepas dilucuti. Segala yang kuinginkan, kuharapkan, dan segala benda yang selalu berubah tak menentu di alam dunia, satu per satu telah dilucuti dari tubuhku bagaikan dikuliti. Ini merupakan sebuah proses penderitaan yang amat sangat. Namun tetap ada beberapa benda yang tersisa, hampir merupakan pengalaman atas hal-hal yang pernah kulakukan, dan pengalaman atas masalah yang pernah terjadi pada diriku. Bisa juga dibilang, dia mengikutiku, maka saya adalah dirinya. Pengalaman ini memberi rasa miskin yang amat sangat, sekaligus merasa sangat berlimpah. Saya tidak menginginkan benda lain lagi. Saya eksis dalam sebuah bentuk yang objektif dan bertahan dalam bentuk seperti itu. Saat awal serasa direbut, dirampas dan dimusnahkan telah menguasai diriku, tiba-tiba perasaan itu menjadi tak berarti. Tidak ada lagi rasa sedih karena dirampas, sebaliknya saya telah memiliki segalanya.
Hal lain yang menarik perhatianku: Saat saya melangkah masuk ke kuil itu, saya punya keyakinan, saya akan masuk ke sebuah rumah yang ada cahaya penerangnya, saya akan bertemu semua orang-orang yang satu kelompok dengan diriku. Jadi saya akan mendapat jawaban. Saya yakin betul berada dalam hubungan (sebab akibat dalam karma). Saya akan mengetahui keadaan sebelumnya diriku, eksis saya saat ini, tempat yang akan saya huni kelak. Saya sangat yakin, jawaban semua ini akan dapat saya temukan begitu saya masuk ke dalam batu, semua akan jelas dengan sendirinya. Di sana Saya akan menemukan orang yang mengetahui semua jawaban dari pertanyaan ini.
Saat Saya memikirkan masalah ini, muncul masalah lain yang menarik perhatianku. Dari tempat di bawahku, dari arah Eropa melayang sebuah bayangan. Dia adalah dokter saya, atau hanya mirip dokter saya, terpatri pada sebuah bingkai warna emas atau dikalungi bunga berwarna emas. Saya segera sadar, "Oh, ternyata dokter saya, dia yang sedang mengobatiku. Sekarang dia datang dengan bentuknya yang asli. Di dunia manusia dia muncul dengan menggunakan suatu bentuk ekspresi dunia manusia, tetapi bentuk aslinya sudah ada sejak permulaan.
Mungkin saya sekarang juga muncul dalam bentuk asli, namun saya tak mendalami hal ini, hanya berpikir secara logis saja. Saat dokter yang menolongku berdiri di hadapanku, sebuah pertukaran pikiran tanpa suara berlangsung di antara kami: Dokter adalah utusan bumi yang menyampaikan sebuah pesan atau informasi untukku, di sana sedang protes dengan kepergianku. Saya tidak berhak meninggalkan bumi, saya harus kembali. Saya terima informasi ini dalam sekejap, pemandangan yang tampak hilang seketika.
Saya merasa sangat kecewa. Sebab segalanya bagai kehilangan, pengalaman pedih yang merasa dirampas ketika itu bagai sia-sia. Saya tidak diperkenankan masuk ke kuil itu, tidak diperkenankan bergabung dengan golonganku. Sekarang saya harus kembali ke "sistem kotak", sebab dalam pandanganku sepertinya di belakang alam semesta, ruang dimensi tiga yang kita huni ini dibangun dengan tenaga manusia, di dalamnya setiap orang duduk di dalam sebuah kotak kecil. Kehidupan dan seluruh dunia mengesankan seperti sebuah penjara. Sekarang saya kembali harus meyakinkan diriku segala yang ada di sini sangat penting. Dia memberikan keruwetan tak terkira, namun saya harus menganggapnya ini alami. Saya pernah mencampakkan semua ini dan merasa gembira, tetapi saya harus kembali sama seperti orang lain digantung dalam seutas tali di sebuah kotak.
Dalam hati saya sangat muak terhadap dokter saya, dia telah menyelamatkan hidupku. Di saat yang sama saya mencemaskan jiwanya, sebab dia pernah memperlihatkan wujud aslinya di hadapanku. Saat seseorang memperoleh wujud seperti ini dapat diartikan bahwa dia akan segera mati, sebab dia pun tergolong dengan kelompok yang lebih besar. Tiba-tiba timbul sebuah pikiran yang menakutkan pada diriku, dokter akan menggantikan diriku untuk mati. Maka saya berusaha semampuku untuk membicarakan masalah ini dengannya, namun dia sama sekali tidak percaya.
Memang benar saya adalah pasien terakhirnya, pada tanggal 4 April 1944 saya masih ingat bahwasannya hari di mana saya diperkenankan duduk di samping ranjang sendiri, dokter saya tidur di atas ranjang dan tidak bisa bangun lagi. Saya dengar dia terjangkit penyakit demam tinggi, dan tidak lama kemudian meninggal.
(Sumber: Zhengjian.net)*
No comments:
Post a Comment