www.unik77.tk
all about unik 77 : percaya atau tidak, kalau bisa sih unik setuju ?
sumber : http://baca-saja.blogspot.com/2009/02/biskuit-lumpur-anda-hidup-di-sini-patut.html
Meskipun mengetahui lumpur mengandungi toksin atau parasit yang dapat membawa maut, namun masyarakat miskin di Haiti terpaksa meneruskan kehidupan dengan tanah lembek yang dikeringkan itu. ADONAN telah dicampurkan garam dan lemak sayuran akan dibentuk bulat.
BERSYUKURLAH dan ucapkanlah terima kasih kepada Tuhan, jika hari ini anda masih memiliki makanan untuk sarapan pagi. Walaupun hanya sekeping roti atau segelas susu, percayalah, anda sudah lebih dari cukup.
Di Port-Au-Prince, Haiti, penduduknya tergolong miskin. Apakah santapan tengah hari mereka? Ya, biskuit lumpur. Bukan karena rasanya yang enak, tetapi sebab terpaksa. Inilah yang dilalui oleh Charlene Dumas dan keluarganya yang merupakan sebahagian penduduk di Port-Au-Prince .
Dengan kenaikan harga makanan, masyarakat paling miskin di Haiti tidak mampu membeli sepiring nasi untuk mengisi perut yang lapar dengan makanan. Keadaan ini memaksa mereka mengambil langkah yang mungkin anda tidak dapat bayangkan semata-mata untuk mengganjal perut.
Charlene, 16, bersama bayi lelakinya yang baru berusia sebulan, terpaksa bergantung kepada sejenis penawar kelaparan tradisional masyarakat Haiti yaitu biskuit yang diperbuat daripada lumpur kuning yang dikeringkan.
"Apabila ibu saya tidak memasak, saya terpaksa makan biskuit ini tiga kali sehari," kata Charlene.
Anaknya, Woodson yang berbaring statik di atas pahanya kelihatan lebih kurus berbanding beratnya yang mencecah enam paun sewaktu lahir.
"Apabila saya menyusukan Woodson, bayi saya ada kalanya kelihatan tidak selera, karena perutnya mulas-mulas", katanya.
HARGA lumpur untuk menghasilkan 100 keping biskuit kini bernilai RM16.
Di pasar kawasan orang miskin La Saline, dua piring nasi dijual pada harga 60 sen. Harga tersebut telah dinaikkan sebanyak 10 sen sejak bulan Desember lalu.
Harga kacang, susu dan buah-buahan juga meningkat pada kadar yang sama. Malah, harga untuk tanah liat yang boleh dimakan turut mengalami peningkatan yang hampir mencecah RM4.85 dalam tempo beberapa tahun kebelakangan ini.
Menurut pembuat biskuit, harga lumpur untuk menghasilkan 100 keping biskuit kini bernilai sekitar RM16. Itu pun pada harga sekitar 5 sen sekeping biskuit lumpur masih menjadi rebutan. Kira-kira 80 persen warga Haiti menjalani kehidupan kurang daripada RM6.40 sehari perolehan pendapatan.
Truk-truk pedagang akan membawa bertong-tong lumpur ke pasar La Saline dari pusat bandar Hinche dan akan kelihatan puluhan wanita berebut membeli bahan tersebut untuk diproses menjadi biskuit.
Dengan mengangkat beberapa tong lumpur dan air sambil menaiki anak tangga menuju kebagian atap sebuah bekas penjara, batu-batuan dan kerikil lumpur dipisahkan dengan sehelai kertas sebelum bahan-bahan tadi diolah bersama sedikit garam.
Adonan kemudian dibentuk menjadi biskuit bulat dan dibiarkan kering di bawah sinar terik matahari. Biskuit-biskuit yang telah kering, dimasukkan ke dalam tong untuk dijual di pasar atau tepi-tepi jalanan.
Seorang wartawan yang mencoba sekeping biskuit tersebut mendapati ia memiliki ketebalan dan licin, dan jika terkena lidah, ia mampu menyerap semua lembaban dalam mulut.
Lumpur mengandung toksin atau parasit yang dapat membawa maut. Namun, menurut seorang profesor imunologi dari Universiti State Colorado yang mengkaji pemakanan lumpur, Gerald N. Callahan menjelaskan, lumpur juga berpotensi memperkuatkan tahap imun janin dalam rahim terhadap beberapa jenis penyakit.
BISKUIT dikeringkan di bawah sinaran matahari terik.
Para doktor di Haiti berkata, mereka yang bergantung kepada biskut-biskut tersebut untuk makanan sebenarnya sangat beresiko terhadap malnutrisi. "Jika saya melihat orang makan biskuit-biskuit itu saya akan melarangnya, " kata Dr. Gabriel Thimothee, seorang pengarah eksekutif di Kementerian Kesihatan Haiti .....
Seorang ibu, Marie Noel, 40, yang menjual biskuit-biskuit tersebut di pasar menampung kehidupan tujuh orang anaknya berkata, seluruh keluarganya bergantung kepada biskuit ini. "Saya harap suatu hari nanti, saya mempunyai makanan yang mencukupi dan tidak lagi perlu makan benda-benda ini. Saya tahu ini tidak menyehatkan, " katanya. – AP
No comments:
Post a Comment