www.unik77.tk
sumber :http://iwandahnial.wordpress.com/2008/12/05/pengaruh-narkoba-lsd-terhadap-hasil-gambar/#more-3358
-
-
Di bawah ini ada 9 gambar hasil seorang pelukis yang dipengaruhi oleh obat psikotropika LSD. LSD adalah masuk jenis “narkoba” yaitu obat “psikotropika” (golongan 1 / efek ketergantungannya sangat keras) yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya (Wikipedia). LSD sebagai obat sering disalahkan gunakan bagi para pemakai “narkoba” untuk tujuan “fly”.
-
Dalam percobaan ini (test), mula-mula sang pelukis diberi suntikan LSD-25 sebanyak 50 mg yang dilakukan oleh team medis di AS dalam rangka uji coba pengaruh LSD terhadap manusia yang dilakukan pada akhir tahun 1950 terhadap pasien. Pelukis diberi kebebasan keluar masuk ke suatu ruangan menggambar yang penuh dengan krayon dan pensil. Objek yang digambar adalah seorang mahasiswa kedokteran.
-
Gambar 1: dilukis dalam 20 menit setelah sang pelukis mendapat suntikan pertama LSD (dosis 50 mg).
Pada start awal ia menggambar dengan pensil arang (charcoal). Menurut pengamatan dokter: “Kondisi sang pelukis normal…..belum ada efek dari obat LSD.”
-
Gambar 2: 20 menit setelah pelukis diberi suntikan LSD yang ke 2 berdosis 50 mg (sama dengan dosis 1) atau 85 menit setelah dosis 1. Total dosis 50 mg + 50 mg.
Sang pelukis tampak “sangat gembira” (euphoric). “Saya bisa melihat hasil gambar dengan sangat jelas, begitu jelas. Ini….. gambar …. semuanya…. saya mengalami sedikit kesulitan untuk mengendalikan pensil ini. Rasanya ingin terus-menerus seperti ini,” kata si pelukis.
-
Gambar 3: 2 jam 30 menit setelah dosis 1.
Sang pelukis tampak sangat fokus ke urusan gambar. “Sketsa gambar tampak normal, namun sangat hidup – semuanya telah berubah warna. Saya merasa kesadaran saya berada di bagian anggota tubuh saya yang sekarang sedang aktif – tangan saya, siku saya …. lidah saya,” ujar pelukis.
-
Gambar 4: 2 jam 32 menit setelah dosis 1.
Pelukis tampak mencekram dan menarik kertas gambar dan berkata: “Saya akan mencoba menggambar lagi. Garis gambar tangan saya sungguh aneh. Kelihatan kan gambar ini bukan gambar yang baik ? Saya menyerah – saya akan mengulangnya lagi …”
-
Gambar 5: 2 jam 35 menit setelah dosis 1.
Pelukis melanjutkan dengan menggambar yang lain. “Saya akan menggambar dalam satu sapuan tanpa berhenti tanpa istirahat !” kata sang pelukis. Setelah selesai menggambar, ia tertawa kemudian tampak terkejut oleh sesuatu di atas lantai.
-
Gambar 6: 2 jam 45 menit setelah dosis 1.
Pelukis berusaha masuk ke ruangan menggambar , dan tampak gelisah – responnya lambat. Suaranya menjadi lemah: “Saya…..semuanya… berubah…..ada yang memanggil …. wajah anda …. berjalin… siapa ….” Sang pelukis berkomat-kamit tanpa suara (mirip berdoa).
-
Gambar 7: 4 jam 25 menit setelah dosis 1.
Pelukis beranjak mundur menuju bangku tidur, menghabiskan waktu kira-kira 2 jam dengan berbaring, melambai-lambaikan tangannya ke udara. Tiba-tiba ia kembali ke ruangan menggambar dengan berhati-hati, mengubah alat menggambar dengan pena dan cat air. “Ini akan menjadi gambar yang terbaik, seperti gambar yang pertama, hanya lebih baik. Jika saya tidak hati-hati saya akan kehilangan kendali dari gerakan saya, namun saya tak mau, karena saya tahu. Saya tahu – (perkataan ini kemudian diulanginya berkali-kali).”
-
Pelukis melakukan beberapa gerakan menggambar ketika berlari balikke ruangan menggambar.
-
Gambar 8: 5 jam 45 menit setelah dosis 1.
Pelukis masih terus menggerak-gerakkan tangannya memotong-motong ruangan dengan variasi yang rumit selama 1 setengah jam, sebelum ia duduk menggambar lagi. Pengaruh LSD terhadap dirinya tampaknya telah berakhir. “Saya telah merasakan lutut saya lagi, pengaruh obat (LSD) rasanya mulai menghilang. Ini adalah gambar yang bagus –pensil ini berat untuk dipegang– (ia sedang memegang krayon).
-
Gambar 9: 8 jam setelah dosis 1.
Pelukis duduk di bangku tidur. Ia melaporkan bahwa “teler” (mabuk) nya telah hilang cuma kadang-kadang melihat muka orang tampak berantakan. Ketika pelukis ditanya bagaimana kesan atas hasil lukisannya yang terakhir ini, ia menjawab: “Saya tak mempunyai komentar atas lukisan terakhir ini, jelek dan kurang menarik, saya ingin pulang sekarang.”
-
No comments:
Post a Comment